Senin

Cuko Pempek

Cuko adalah saos cair atau kuah yang menjadi paduan dikala makan pempek. Pempek memang enak, tapi akan terasa lebih lezat bila cukonya juga enak. Ya, karena KUNCI lezatnya pempek, terletak pada enak atau tidaknya cuko. Sekarang kita intip resep membuat cuko yok!.

BAHAN:

  • 500 gram gula merah/gula aren warna coklat tua
  • 50 gram asam jawa
  • 4 sendok teh cuka putih/cuka dixi (untuk mengawetkan)
  • 5 gelas air
  • 5-8 siung bawang putih, cincang halus atau tumbuk
  • 2 sendok makan ebi dihaluskan (Lihat Tips)
  • 20-30 buah cabai rawit, dihaluskan (Lihat Tips)
  • 1 sendok makan tongcai berikut tangkainya, cincang/giling halus
  • 1-2 sendok teh garam (disesuaikan)

CARA MEMBUAT:

  1. Didihkan air dan gula merah, asam jawa, air, dan cuka dengan api kecil , setelah gula larut, angkat lalu saring.

  2. Masukkan bawang putih, ebi, cabai rawit, garam, dan tongcai.

  3. Memasukkan cabai, garam sebaik nya sambil di cicip, disesuaikan dengan selera.

  4. Didihkan kembali lalu angkat.

Tips :

  1. Jika ingin cuko nya enak ulek campuran cabe dan bawang putih sehari sebelumnya.
  2. Jika tidak suka kepedasan, sebaiknya cabe rawit yg dihaluskan, tidak dimasukkan ke dalam cuka, tetapi biarkan terpisah, sehingga pada saat mau makan pempek saja, cabe halus tadi baru dicampurkan ke adonan cuka sehingga bisa di kira-kira pedasnya.
  3. Cabe rawit boleh di campur dengan cabe merah sedikit.
  4. Gula merah yg dipakai sebaiknya gula batok yang tidak berbau angit sehingga adonan cuko tidak terasa pahit.
  5. Ebi halus juga, boleh dipisah seperti halnya cabe rawit tadi, pada saat makan baru dicampurkan, agar aromanya ebi tetap muncul.
  6. Untuk memperoleh cuko yg sedap dan beraroma, inapkan cuko sehari.


»»  Baca Selengkapnya...

Kamis

Pempek

Pempek, nama yang satu ini nggak asing lagi di telinga masyarakat Kota Palembang. Siapa sih wong Palembang yang nggak tahu pempek dan nggak pernah nyobain makanan asli Palembang ini?. Pastinya udah semua donk, secara salah satu makanan khas Palembang, yang lemak...........nian ini sangat menggugah selera dan bikin Kangen... Nggak percaya?, ini fakta lho. Banyak orang Palembang yang merantau ke Daerah, Pulau, bahkan Negara lain bakalan rindu berat sama makanan yang satu ini. Jenis pempek juga bermacam-macam : Ada pempek dadakan, pempek dos, pempek tahu, pempek lenggang, pempek panggang, pempek kapal selam, pempek kulit dan masih banyak pempek jenis lainnya. Gimana si cara buat pempek?. Yok, kita intip resep berikut!!!.
Catatan: (hea^-^.. lemak dalam bahasa Palembang sama dengan enak/lezat).

Cara Membuat Adonan Dasar

PEMPEK PALEMBANG

BAHAN:

  • 500 gram daging ikan tenggiri atau ikan gabus giling.
  • 10 sendok makan air es/dingin
  • 150 gram tepung sagu atau tepung kanji/tapioka
  • 2 sendok teh garam
  • 1/2 sendok teh vetsin

CARA MEMBUAT :

  1. Keluarkan daging ikan giling dari freezer, cairkan.
  2. Masukkan air es, vetsin, dan garam. Aduk sampai lengket.
  3. Tambahkan tepung sagu atau kanji sedikit demi sedikit sambil diuleni/diuli hingga tidak menempel lagi ditangan.
  4. Uleni/Uli adonan sampai rata.
  5. Ambil sedikit adonan dasar dan dibentuk sesuai dengan jenis.

Alternatif Adonan Dasar :

Bila seleranya beda, ini ada juga resep alternatif :

  1. Sebagian orang, kurang menyukai kenyalnya pempek dikarenakan bahan tepung sagu atau tepung tapioka.
  2. Ada yg menyukai pempeknya lebih lembut.
  3. Ada yg suka pempeknya langsung memiliki aroma khas.

Tapi saya menyarankan ini tidak digunakan untuk membuat Pempek Kapal Selam, karena memiliki resiko mudah pecah, sehingga telornya keluar. Untuk pempek lainnya, silahkan gunakan adonan dasar ini.

BAHAN UNTUK BIANG :

  • 50 g tepung terigu
  • 400 ml air
  • 2 sdm garam
  • 3 sdm minyak goreng
  • 1 sdt gula pasir
  • 2 siung bawang putih, haluskan
  • 1/2 sdt penyedap rasa, bila suka
BAHAN PENCAMPUR :
  • 1 kg daging ikan tenggiri atau gabus giling yg ditaruh di freezer.
  • 1 kg tepung sagu atau diganti dengan tepung kanji / tapioka kwalitas baik

CARA MEMBUAT BIANG :

  1. Campur tepung terigu, air, garam, gulag pasir, bawang putih dan bumbu penyedap.
  2. Masak di atas api kecil sambil diaduk sampai kental. Angkat dan tambahkan minyak goreng.
  3. Aduk, lalu biarkan dingin. Simpan dalam lemari pendingin ( bukan di freezer)

CARA MEMBUAT ADONAN DASAR :

  1. Keluarkan daging ikan yang sudah beku, biarkan mencair,
  2. Jangan, ditambah air lagi.
  3. Keluarkan adonan biang dari kulkas.
  4. Campur 2 bagian daging ikan tenggiri dengan 1 bagian adonan biang.
  5. Tambahkan tepung kanji secukupnya dikit demi sedikit.
  6. Aduk dengan ujung jari asal adonan tercampur rata.
  7. Gunakan plastik beroles minyak goreng untuk membentuk adonan
  8. Bila campuran terlalu keras, tambahkan lagi sedikit adonan biang agar lentur
  9. Adonan dasar siap dipakai sesuai kebutuhan

CARA MEMASAK PEMPEK :
Ada beberapa cara memasak pempek (tergantung jenis pempek yg ingin dibuat)

Direbus :

  1. Didihkan sepanci air dengan 2 sdm minyak goreng (untuk mencegah pempek lengket).
  2. Masukan adonan pempek yg sudah dibentuk.
  3. Biarkan sampai mengapung, angkat dan tiriskan.
  4. Setelah dingin, siap disajikan.

Jenis Pempek yang masaknya direbus :

  • Pempek Lenjer (bentuknya lonjong bulat kayak lontong), besar dan kecil
  • Pempek Kapal Selam (pempek isi telur) ukuran besar dan kecil
  • Tekwan.


Digoreng :

  1. Pempek Lenjer (bentuknya lonjong bulat kayak lontong), besar dan kecil
  2. Pempek Kapal Selam (pempek isi telur) ukuran besar dan kecil
  3. Pempek adaan (bola)

Dikukus (Steam)

Adalah pempek kerupuk/kelesan


Dipanggang :

  1. Lenggang
  2. Otak-otak
  3. Pempek Tunu


Tips :

  1. Makin segar ikan, makin baik hasil pempek yang Anda buat. Usahakan menyimpannya dalam lemari pendingin atau freezer sampai beku, kalau mau dibikin baru keluarin dr kulkas biarkan sampai setengah beku lalu uleni. jadi pada saat diuleni masih ada sisa sisa esnya.
  2. Bahan ikan, jika ikan tenggiri rasa pempek lebih getas sedikit kenyal tapi lembut. Bisa dipakai ikan kakap, tuna, bahkan ikan sepat, sarden pun boleh. Jika ikan gabus, pempek akan lembut dan gurih.
  3. Boleh diganti dengan ikan lain, seperti sepat siam besar, parang-parang, ikan sarden (warna pempek akan sedikit hitam), prinsipnya… semua jenis ikan kecil bisa dijadikan bahan dasar pempek.
  4. Banyak variasi resep pempek yang ada. Yang patut diingat, semakin banyak cairan (air), makin banyak kanji yang harus ditambahkan. Biasanya, hasilnya jadi makin kenyal.
  5. Bila Anda kesulitan membentuk pempek, lumuri tangan Anda dengan tepung kanji.
  6. Menggoreng pempek selalu di dalam minyak panas agar pempek tidak merekat di dasar wajan. Baik sekali kalau Anda menggunakan wajan dengan bahan teflon. Menggoreng pempek sebaiknya tidak terlalu lama agar tidak pecah dan meletus.
  7. Nikmati Pempek dengan Cuko.

»»  Baca Selengkapnya...

Senin

Profil SMA PLUS NEGERI 2 BANYUASIN III

Profil SMA PLUS NEGERI 2 BANYUASIN III

Tenaga Pengajar

SMA Plus Negeri Banyuasin III memiliki tenaga pengajar yang professional dalam bidangnya masing-masing. Tenaga pengajar SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III direkrut melalui serangkaian tes administrasi dan akademik yang di lakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuasin. Saat ini tenaga pengajar SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III berjumlah 25 orang guru.

Kegiatan Belajar Mengajar

a. Setiap kelas hanya berisi 30 orang siswa, sehingga memungkinkan kegiatan pembelajaran berjalan secara optimal. Dalam KBM juga digunakan audio/ audio visual untuk membantu siswa memahami suatu kompetensi dasar.

b. Kegiatan Belajar Mengajar regular berlangsung pada Hari Senin sampai dengan Hari Jumat dimulai pada pukul 07.00 WIB dan berakhir pada pukul 13.20 WIB.

c. Kegiatan Belajar Mengajar plus dilaksanakan pada hari Senin, Rabu dan Jumat dimulai pada pukul 14.20 WIB dan berakhir pada pukul 16.00 WIB.

d. Kegiatan olah raga prestasi dan seni dilaksanakan pada hari Sabtu dimulai pada pukul 07.00 WIB dan berakhir pada pukul 13.20 WIB.

e. Kegiatan Ekstrakurikuler dilaksanakan setiap hari Selasa dan Kamis dimulai pada pukul 14.20 dan berakhir pada pukul 15.30 WIB. Kegiatan Ekstrakurikuler hari Selasa meliputi English Club, Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) dan Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra). Sedangkan Kegiatan Ekstrakurikuler hari Kamis meliputi Komputer, Seni Baca Al Quran dan Palang Merah Remaja (PMR).

Hak dan Kewajiban Siswa

SMA Plus Negeri 2 Banyuasin mengembangkan kehidupan sekolah yang mengacu pada bentuk kehidupan masyarakat madani. Setiap warga sekolah tidak hanya dituntut untuk mengetahui hak dan kewajibannya saja, tetapi juga berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan di sekolah baik yang bersifat kurikuler maupun yang bersifat non kurikuler. Selain itu warga sekolah juga dituntut untuk menghargai keberagaman yang ada di sekolah. Hak dan kewajban siswa sebagai warga SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III diatur di dalam Tata Tertib Siswa SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III.


VISI MISI SMA PLUS N 2 BANYUASIN III


Visi Sekolah


SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III memiliki visi : Beriman, Bertaqwa dan Memiliki Sumber Daya yang Unggul, Membentuk Manusia yang Berdisiplin serta Bermoral. Indikator Ketercapaian dari Visi Sekolah adalah :

  • Unggul dalam Disiplin
  • Unggul dalam Etika
  • Unggul dalam Pengamalan Agama
  • Unggul dalam KBM
  • Unggul dalam Administrasi dan Manajemen
  • Unggul dalam Penyelenggaraan Evaluasi
  • Unggul dalam Perbaikan dan Pengayaan
  • Unggul dalam memenangkan Persaingan SPMB
  • Unggul dalam Perolehan NEM (Out Put )
  • Unggul dalam Lomba Karya Ilmiah
  • Unggul dalam IMO, IPHO, IBO, ICHO, IOI
  • Unggul dalam Lomba Kreativitas Siswa
  • Unggul dalam Penguasaan Bahasa Asing
  • Unggul dalam Pelaksanaan 7 K
  • Unggul dalam Penguasaan Teknologi Informatika Komputer
  • Unggul dalam Olah Raga
  • Unggul dalam Paskibra
  • Unggul dalam Lomba Seni
  • Unggul dalam Penampilan
  • Unggul dalam kepedulian Sosial.

Misi Sekolah


SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III memiliki misi sebagai berikut :

  1. Menerapkan disiplin dalam segala kegiatan dengan menjadikan guru sebagai teladan.
  2. Membudayakan sopan santun di sekolah untuk membangun keakraban dan kekeluargaan yang harmonis.
  3. Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan ajaran agama yang dianut untuk menjadi sumber kearifan dalam bertindak.
  4. Melaksanakan pembelajaran secara efektif agar setiap potensi yang dimiliki oleh peserta didik dapat berkembang secara optimal.
  5. Melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar secara konsisten dan berkesinambungan.
  6. Melaksanakan program perbaikan dan pengayaan.
  7. Memotivasi dan membantu peserta didik untuk mengenal dan mengembangkan potensi dirinnya melalui program BP / BK.
  8. Mengoptimalkan pembinaan kegiatan KIR
  9. Mengoptimalkan kelompok gemar mata pelajaran dan teknologi informatika.
  10. Menerapkan penggunaan bahasa Inggris dalam komunikasi antar warga sekolah.
  11. Mengoptimalkan pelaksanaan 7 K dengan memberdayakan potensi yang ada di lingkungan sekolah.
  12. Menumbuh kembangkan rasa kepedulian social.
  13. Memberdayakan seluruh potensi yang ada di lingkungan sekolah untuk mewujudkan keunggulan.
  14. Menerapkan manajemen partisipasi dengan melibatkan seluruh warga sekolah.
  15. Mengoptimalkan penampilan fisik sarana dan prasarana sekolah serta fisik individu seluruh warga sekolah secara prima dan tangguh.

»»  Baca Selengkapnya...

Minggu

Ikhwan GANTENG, Partner Sejati Akhwat


Alangkah indahnya Islam. Kedudukan manusia dinilai dari ketaqwaannya, bukan dari gendernya. Ini adalah strata terbuka sehingga membuka peluang bagi siapa saja untuk memasuki strata taqwa.

Ikhwan dan akhwat adalah dua makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala yang berbeda. Ikhwan, sebagaimana ia, memang diciptakan lebih dominan rasionalitasnya karena ia adalah pemimpin bagi kaum hawa. Akhwat, sebagaimana ia, memang diciptakan lebih dominan sensitivitas perasaannya karena ia akan menjadi ibu dari anak-anaknya.
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. 9: 71)

Di lapangan, ikhwan dan akhwat memang harus menjaga hijab satu sama lain, namun tentu bukan berarti harus memutuskan hubungan, karena dalam da’wah, ikhwan dan akhwat adalah seperti satu bangunan yang kokoh, yang sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain.

Belakangan ini menjadi sebuah fenomena baru di berbagai wajihah dakwah kampus tentang sedikit ‘konfrontasi’ ikhwan dengan akhwat. Tepatnya, tentang kurang cepat tanggapnya da’wah para ikhwan yang notabene adalah partner da’wah dari akhwat.

Patut menjadi catatan, mengapa kader akhwat selalu lebih banyak dari kader ikhwan. Walau belum ada penelitian, tetapi bila melihat data kader, pun data massa dimana jumlah akhwat selalu dua sampai tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan ikhwan, maka dapat diindikasikan bahwa ghirah, militansi dan keagresifan berda’wah akhwat, lebih unggul. Dan meski memang hidayah itu dari AllahSubhanahu wa Ta’ala , namun tentu kita tak dapat mengabaikan proses ikhtiar.

Akhwat Militan, Perkasa dan Mandiri?
Sejak kapankah adanya istilah Akhwat militan, perkasa dan mandiri ini? Berdasarkan dialog-dialog yang penulis telaah di lapangan, dan di beberapa lembaga dakwah, ternyata hampir semua akhwat memiliki permasalahan yang sama, yaitu tentang kurang cepat tanggapnya ikhwan dalam menghadapi tribulasi da’wah. Bahkan ada sebuah rohis yang memang secara turun temurun, kader-kader akhwatnya terbiasa mandiri dan militan. Mengapa? Karena sebagian besar ikhwan dianggap kurang bisa diandalkan. Dan ada pula sebuah masjid kampus di Indonesia yang hampir semua agenda da’wahnya digerakkan oleh para akhwat. Entah hilang kemanakah para ikhwan.

Akibat seringnya menghadapi ikhwan semacam ini, yang mungkin karena sangat gemasnya, penulis pernah mendengar doa seorang akhwat, “Ya Allah…, semoga nanti kalau punya suami, jangan yang seperti itu… (tidak cepat tanggap–red),” ujarnya sedih. Nah!

Ikhwan GANTENG
Lantas bagaimanakah seharusnya ikhwan selaku partner da’wah akhwat? Setidaknya ada tujuh point yang patut kita jadikan catatan dan tanamkan dalam kaderisasi pembinaan ADK, yaitu GANTENG (Gesit, Atensi, No reason, Tanggap, Empati, Nahkoda, Gentle). Beberapa kisah tentang ikhwan yang tidak GANTENG, akan dipaparkan pula di bawah ini.

1. (G) Gesit dalam da’wah
Da’wah selalu berubah dan membutuhkan kegesitan atau gerak cepat dari para aktivisnya. Ada sebuah kisah tentang poin ini. Dua orang akhwat menyampaikan pesan kepada si fulan agar memanggil ikhwan B dari masjid untuk rapat mendesak. Sudah bisa ditebak…, tunggu punya tunggu…, ikhwan B tak kunjung keluar dari masjid. Para akhwat menjadi gemas dan menyampaikan pesan lagi agar si fulan memanggil ikhwan C saja. Mengapa? Karena ikhwan C ini memang dikenal gesit dalam berda’wah. Benar saja, tak sampai 30 detik, ikhwan C segera keluar dari masjid dan menemui para akhwat. Mobilitas yang tinggi.

2. (A) Atensi pada jundi
Perhatian di sini adalah perhatian ukhuwah secara umum. Contoh kisah bahwa ikhwan kurang dalam atensi adalah ketika ada rombongan ikhwan dan akhwat sedang melakukan perjalanan bersama dengan berjalan kaki. Para ikhwan berjalan di depan dengan tanpa melihat keadaan akhwat sedikitpun, hingga mereka menghilang di tikungan jalan. Para akhwat kelimpungan.., nih ikhwan pada kemana? “Duh.., ikhwan ngga’ liat-liat ke belakang apa ya?” Ternyata para ikhwan berjalan jauh di depan, meninggalkan para akhwat yang sudah kelelahan.

3. (N) No reason, demi menolong
Kerap kali, para akhwat meminta bantuan ikhwan karena ada hal-hal yang tidak bisa dilakukan oleh akhwat. Tidak banyak beralasan dalam menolong adalah poin ketiga yang harus dimiliki olah aktivis. Contoh kisah kurangnya sifat menolong adalah saat ada acara buka puasa bersama anak yatim. Panitia sibuk mempersiapkannya. Untuk divisi akhwat, membantu antar departemen dan antar sie adalah hal yang sudah seharusnya dilakukan. Para akhwat ini kemudian meminta tolong seorang ikhwan untuk memasang spanduk. “Afwan ya…, amanah ane di panitia kan cuma mindahin karpet ini…,” jawab sang ikhwan sambil berlalu begitu saja karena menganggap tugas itu bukanlah amanahnya.

4. (T) Tanggap dengan masalah
Permasalahan da’wah di lapangan semakin kompleks, sehingga membutuhkan aktivis yang tanggap dan bisa membaca situasi. Sebuah kisah, adanya muslimah yang akan murtad akibat kristenisasi di sebuah kampus. Aktivis akhwat yang mengetahui hal ini, menceritakannya pada seorang ikhwan yang ternyata adalah qiyadahnya. Sang ikhwan ini dengan tanggap segera merespon dan menghubungi ikhwan yang lainnya untuk melakukan tindakan pencegahan pemurtadan.

Kisah di atas, tentu contoh ikhwan yang tanggap. Lain halnya dengan kisah ini. Di sebuah perjalanan, para akhwat memiliki hajat untuk mengunjungi sebuah lokasi. Mereka kemudian menyampaikannya kepada ikhwan yang notabene adalah sang qiyadah. Sambil mengangguk-angguk, sang ikhwan menjawab, “Mmmm….”
“Lho… terus gimana? Kok cuma “mmmmm”…” tanya para akhwat bingung.
Sama sekali tidak ada reaksi dari sang ikhwan.
“Aduh… gimana sih….” Para akhwat menjadi senewen.

5. (E) Empati
Merasakan apa yang dirasakan oleh jundi. Kegelisahan para akhwat ini seringkali tercermin dari wajah, dan lebih jelas lagi adalah dari kata-kata. Maka sebaiknya para ikhwan ini mampu menangkap kegelisahan jundi-jundinya dan segera memberikan solusi.

Sebuah kisah tentang kurang empatinya ikhwan adalah dalam sebuah perjalanan luar kota dengan menaiki bis. Saat telah tiba di tempat, ikhwan-akhwat yang berjumlah lima belas orang ini segera turun dari bis. Dan bis itu segera melaju kembali. Para akhwat sesaat saling berpandangan karena baru menyadari bahwa mereka kekurangan satu personel akhwat, alias, tertinggal di bis! Sontak saja para akhwat ini dengan panik, berlari dan mengejar bis. Tetapi tidak demikian halnya dengan ikhwan, mereka hanya berdiri di tempat dan dengan tenang berkata, “Nanti juga balik lagi akhwatnya.”

6. (N) Nahkoda yang handal
Laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita. Ia adalah nahkoda kapal. Lantas bagaimanakah bila sang nahkoda tak bergerak? Alkisah, tentang baru terbentuknya kepengurusan rohis. Tunggu punya tunggu…, hari berganti hari, minggu berganti minggu, ternyata para ikhwan yang notanebe adalah para ketua departemen, tak kunjung menghubungi akhwat. Akhirnya, karena sudah “gatal” ingin segera gerak cepat beraksi dalam da’wah, para akhwat berinisiatif untuk “menggedor” ikhwan, menghubungi dan menanyakan kapan akan diadakan rapat rutin koordinasi.

7. (G) Gentle
Bersikap jantan atau gentle, sudah seharusnya dimiliki oleh kaum Adam, apatah lagi aktivis. Tentu sebagai Jundullah (Tentara Allah) keberaniannya adalah di atas rata-rata manusia pada umumnya. Namun tidak tercermin demikian pada kisah ini. Sebuah kisah perjalanan rihlah. Rombongan ikhwan dan akhwat ada dalam satu bis. Ikhwan di depan dan akhwat di belakang. Beberapa akhwat sudah setengah mengantuk dalam perjalanan. Tiba-tiba bis berhenti dan mengeluarkan asap. Para ikhwan segera berhamburan keluar dari bis. Tinggallah para akhwat di dalam bis yang kelimpungan. “Ada apa nih?” tanya para akhwat. Saat mereka menyadari adanya asap, barulah akhwat ikut berhamburan keluar. “Kok ikhwan ninggalin gitu aja…” ujar seorang akhwat dengan kecewa.

Penutup
Fenomena ketidak-GANTENG-an ikhwan ini, akan dapat berpengaruh pada kinerja da’wah ikhwan-akhwat. Ikhwan dan akhwat adalah partner da’wah yang senantiasa harus saling berkoordinasi. Ar rijal Qawwamuna ‘alannisa. Masing-masing ikhwan dan akhwat memang mempunyai kesibukannya sendiri, namun ikhwan dilebihkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, yaitu sebagai pemimpin. Sehingga wajar saja bila yang dipimpin terkadang mengandalkan dan mengharapkan sang qawwam ini bisa jauh lebih gesit dalam berda’wah (G), perhatian kepada jundinya (A), tidak banyak alasan dalam menolong (N), tanggap dalam masalah (T), empati pada jundi (E), menjadi nahkoda yang handal (N) dan mampu memberikan perlindungan (G). Kita harapkan, semoga semakin banyak lagi ikhwan-ikhwan GANTENG yang menjadi qiyadah sekaligus partner akhwat. Senantiasa berkoordinasi. Teman sejati, ukhuwah di dunia dan di akhirat. Amiin.
»»  Baca Selengkapnya...

Belajar Mencintai Seseorang yang Tidak Sempurna dengan Cara yang Sempurna


Ketika kita bertemu orang yang tepat untuk dicintai, Ketika kita berada di tempat pada saat yang tepat, Itulah kesempatan.

Ketika kita bertemu dengan seseorang yang membuatmu tertarik, Itu bukan pilihan, itu kesempatan. Bertemu dalam suatu peristiwa bukanlah pilihan, Itupun adalah kesempatan.

Bila kita memutuskan untuk mencintai orang tersebut, Bahkan dengan segala kekurangannya, Itu bukan kesempatan, itu adalah pilihan.

Ketika kita memilih bersama dengan seseorang walaupun apapun yang terjadi, Itu adalah pilihan. Bahkan ketika kita menyadari bahwa masih banyak orang lain Yang lebih menarik, lebih pandai, lebih kaya daripada pasanganmu dan tetap memilih untuk mencintainya, Itulah pilihan.

Perasaan cinta, simpatik, tertarik, Datang bagai kesempatan pada kita. Tetapi cinta sejati yang abadi adalah pilihan. Pilihan yang kita lakukan. Berbicara tentang pasangan jiwa, ada suatu kutipan dari film yang mungkin sangat tepat: "Nasib membawa kita bersama, tetapi tetap bergantung pada kita bagaimana membuat semuanya berhasil" .

Pasangan jiwa bisa benar-benar ada. Dan bahkan sangat mungkin ada seseorang Yang diciptakan hanya untukmu. Tetapi tetap berpulang padamu untuk melakukan pilihan apakah engkau ingin melakukan sesuatu untuk mendapatkannya, atau tidak...

Kita mungkin kebetulan bertemu pasangan jiwa kita, tetapi mencintai dan tetap bersama pasangan jiwa kita, adalah pilihan yang harus kita lakukan.

Kita ada di dunia bukan untuk mencari seseorang yang sempurna untuk dicintai TETAPI untuk belajar mencintai orang yang tidak sempurna dengan cara yang sempurna.
»»  Baca Selengkapnya...

13 Sifat yang dibenci Laki-laki


Benarkah wahai Laki-laki???

Pertama, perempuan yang kelaki-lakian, “mustarjalah”

Perempuan tipe ini menempati urutan pertama dari sifat yang paling tidak disukai laki-laki. Padahal banyak perempuan terpandang berkeyakinan bahwa laki-laki mencintai perempuan “yang memiliki sifat perkasa”. Namun survai itu justru sebaliknya, bahwa para peserta survai dari kalangan laki-laki menguatkan bahwa perempuan seperti ini telah hilang sifat kewanitannya secara fitrah. Mereka menilai bahwa perangai itu tidak asli milik perempuan.

Seperti sifat penunjukan diri lebih kuat secara fisik, sebagaimana mereka menyaingi laki-laki dalam berbagai bidang kerja, terutama bidang yang semestinya hanya untuk laki-laki… Mereka bersuara lantang menuntut haknya dalam dunia kepemimpinan dan jabatan tinggi! Sebagian besar pemuda yang ikut serta dalam survai ini mengaku tidak suka berhubungan dengan tipe perempuan seperti ini.


Kedua, perempuan yang tidak bisa menahan lisannya “Tsartsarah”

Tipe perempuan ini menempati urutan kedua dari sifat yang tidak disukai laki-laki, karena perempuan yang banyak omong dan tidak memberi kesempatan orang lain untuk berbicara, menyampaikan pendapatnya, umumnya lebih banyak memaksa dan egois. Karena itu kehidupan rumah tangga terancam tidak bisa bertahan lebih lama, bahkan berubah menjadi “neraka”.


Ketiga, perempuan materialistis “Maaddiyah”

Adalah tipe perempuan yang orientasi hidupnya hanya kebendaan dan materi. Segala sesuatu dinilai dengan harga dan uang. Tidak suka ada pengganti selain materi, meskipun ia lebih kaya dari suaminya.


Keempat, perempuan pemalas “muhmalah”

Tipe perempuan ini menempati urutan keempat dari sifat perempuan yang tidak disukai laki-laki.


Kelima, perempuan bodoh “ghobiyyah”

Yaitu tipe perempuan yang tidak memiliki pendapat, tidak punya ide dan hanya bersikap pasif.


Keenam, perempuan pembohong “kadzibah”

Tipe perempuan yang tidak bisa dipercaya, suka berbohong, tidak berkata sebenarnya, baik menyangkut masalah serius, besar atau masalah sepele dan remah. Tipe perempuan ini sangat ditakuti laki-laki, karena tidak ada yang bisa dipercaya lagi dari segala sisinya, dan umumnya berkhianat terhadap suaminya.


Ketujuh, perempuan yang mengaku serba hebat “mutabahiyah”

Tipe perempuan ini selalu menyangka dirinya paling pintar, ia lebih hebat dibandingkan dengan lainnya, dibandingkan suaminya, anaknya, di tempat kerjanya, dan kedudukan materi lainnya…


Kedelapan, perempuan sok jagoan, tidak mau kalah dengan suaminya

Tipe perempuan yang selalu menunjukkan kekuatan fisiknya setiap saat.


Kesembilan, perempuan yang iri dengan perempuan lainnya.

Adalah tipe perempuan yang selalu menjelekkan perempuan lain.


Kesepuluh, perempuan murahan “mubtadzilah”

Tipe perempuan pasaran yang mengumbar omongannya, perilakunya, menggadaikan kehormatan dan kepribadiannya di tengah-tengah masyarakat.


Kesebelas, perempuan yang perasa “syadidah hasasiyyah”

Tipe perempuan seperti ini banyak menangis yang mengakibatkan laki-laki terpukul dan terpengaruh semenjak awal. Suami menjadi masyghul dengan sikap cengengnya.


Keduabelas, perempuan pencemburu yang berlebihan “ghayyur gira zaidah”

Sehingga menyebabkan kehidupan suaminya terperangkap dalam perselisihan, persengketaan tak berkesudahan.


Ketigabelas, perempuan fanatis “mumillah”

Model perempuan yang tidak mau menerima perubahan, nasehat dan masukan meskipun itu benar dan ia membutuhkannya. Ia tidak mau menerima perubahan dari suaminya atau anak-anaknya, baik dalam urusan pribadi atau urusan rumah tangganya secara umum. Model seperti ini memiliki kemampuan untuk nerimo dengan satu kata, satu cara, setiap harinya selama tiga puluh tahun, tanpa ada rasa jenuh!


Ketika Laki-Laki Memilih

Dari hasil survai di Eropa itu, dikomparasikan dengan pendapat banyak kalangan dari para pemuda, para suami seputar hasil survai itu, maka bisa kita lihat pendapatnya sebagai berikut:

Sebut saja namanya Muhammad Yunus (36) tahun, menikah semenjak sebelas tahun, ia berkomentar:

“Saya sepakat dengan hasil survai itu. Terutama sifat “banyak omong dan malas”. Tidak ada sifat yang lebih jelek dari perilaku mengumbar omongan, tidak bisa menahan lisan, siang-malam dalam setiap perbincangan, baik berbincangan serius atau canda, menjadikan suaminya dalam kondisi sempit, dan marah, apalagi suaminya telah menjalankan pekerjaan berat di luar, di mana ia membutuhkan ketenangan dan kejernihan pikiran di rumah.

Saya baru mengetahui dari rekan saya yang memiliki istri model ini, tidak bisa menahan lisannya di setiap pembicaraan, setiap waktu dan dengan semua orang. Suaminya telah menasehatinya berulang kali, agar bisa menahan omongan, namun ia tidak menggubris nasehatnya sehingga berakhir dengan perceraian.

Pada umumnya model istri yang banyak omong, itu lebih pemalas di rumahnya. Bagaimana ia menggunakan waktu yang cukup untuk mengurus rumah tangga dan anak-anaknya, sedangkan ia sibuk ngobrol dengan para tetangga dan teman?!.

Jamil Abdul Hadi, sebut saja namanya begitu, insinyur berumur 34 tahun, menikah semenjak 9 tahun, ia berkomentar:

“Tidak ada yang lebih buruk dari model perempuan yang materialistis, selalu menuntut setiap saat, meskipun suaminya menuruti permintaannya, ia terus meminta dan menuntut!!

Tipe perempuan ini, sayangnya tidak mudah menerima perubahan menuju lebih baik, tidak gampang menyesuaikan diri dalam kehidupan apa adanya. Boleh jadi kondisi demikian berangkat dari asuhan semenjak kecilnya. Saya tidak diuji Allah dengan model perempuan seperti ini, namun justru saya diuji dengan istri perasa dan cengeng.

Dengan tertawa Mahmud as Sayyid menerima hasil survei ini, ia berkomentar:

“Demi Allah, sungguh menarik ada lembaga atau Pusat Study yang menggelar survai dengan pembahasan seputar ini. Survai ini meskipun memiki cara pandang dan penilaian yang berbeda-beda, namun terungkap bahwa cara pandang itu satu sama lain tidak saling bertentangan…”

Lain lagi dengan Mahmud, sebut saja begitu. Belum menikah, mahasiswa di universitas. Ia berujar tentang mimpinya, yaitu istri yang akan mendampinginya, ia mengharap:

“Pasti saya menginginkan tidak mendapatkan istri yang memiliki tipe sebagaimana hasil survai di atas. Tetapi mengingat tidak ada istri yang “sempurna”, karena itu saya masih mungkin menerima tipe perempuan di atas kecuali tipe perempuan pembohong. Istri pembohong akan lebih mudah mengkhianati, tidak menghormati hubungan suami-istri, tidak memelihara amanah, tidak bisa dipercaya. Setiap orang pada umumnya tidak menyenangi sifat bohong, baik laki-laki maupun perempuan itu sendiri. Karena akan berdampak negatif pada anak-anaknya, karena anak-anak akan meniru dirinya!!

Ketika ia ditanya tentang tipe perempuan “kelaki-lakian”. Perempuan yang menyerupai laki-laki dalam segala hal dan menyanginya dalam segala hal. Ia berkomentar:

“Tidak masalah berhubungan dengan istri tipe seperti ini, selagi sifat “kelaki-lakian” tidak mengalahkan dan mengibiri sifat aslinya. Selagi ia masih mengemban kerja dan tugas yang sesuai dengan tabiat perempuan, seperti nikah, mengandung, menyusui dan lainnya.”

“Perempuan “kuat” menurut saya akan mengetahui bagaimana ia mengurus kebutuhan dirinya, mengarahkan dan mengatur keluarga dan anak-anaknya. Akan tetapi segala sesuatu ada batasnya yang tidak boleh diterjangnya. Sebagaimana seorang perempuan tidak suka terhadap laki-laki yang “banci”, seperti berbicara dan berperilaku layaknya perempuan. Sebagaimana juga laki-laki tidak suka terhadap perempuan yang mengedepankan sifat kelaki-lakian… segala sesuatu ada batas ma’kulnya. Jika melampaui batas sewajarnya, yang terjadi adalah dampak negatif.

Tidak ada seorang istri yang “sempurna”. Dan memang ada berbedaan cara penilaian dan cara pandang antara laki-laki satu dengan laki-laki lain. Namun ada kaidah umum yang disepakati oleh samua. Yaitu menolak sikap bohong, penipu, sebagaimana yang disebutkan sebelumnya.”

Semoga tulisan ini menambah informasi dan pengalaman buat para istri dan calon istri. Dan tentunya bermanfaat bagi laki-laki, sehingga para suami mampu bermuasyarah atau berhubungan dengan istri-istrinya dengan cara makruf, sebagaimana yang digariskan dalam Al qur’an. Allah swt berfirman:

“Dan bergaullah dengan mereka (istri-istrimu) secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” Al Nisa’:19

Dan karena perempuan “syaqaiqur rijal” saudara kembar laki-laki, yang seharusnya saling mengisi dan menyempurnakan, untuk membangun “baiti jannati” sehingga keduanya mampu bersinergi untuk mewujudkan citanya itu dalam pengembaraan kehidupan ini. Allahu a’lam

»»  Baca Selengkapnya...